LUBUKLINGGAH-Bertempat di Gedung Auditorium kompeks eks Perkantoran Pemkab Musi Rawas, Taba Pingin, berlangsung kegiatan pelatihan peningkatan kemampuan personel dalam rangka penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Lubuklinggau, Rabu (15/7). Kegiatan ini merupakan bentuk sinergitas tiga pilar yakni Pemkot Lubuklinggau, TNI dan Polri.
Ada beberapa pemateri dalam pelatihan tersebut, diantaranya Pasi Ops Kodim 0406 MLM, Kapten (Inf) Arjun Taufik, Kasi Ops Damkar, Mahali, Dono Pratondo, dan Kasat Sabara Polres Lubuklinggau, AKP M. Ali SSos, MM dan Kompol Hendri.
Dalam materinya, Arjun Taufik menyampaikan berbagai macam cara memadamkan kebakaran, salah satunya dengan membuat hujan buatan dari air garam.
Menurutnya, dalam konsep operasi karhutla, ada dua tahap penindakan yang perlu dilakukan, yakni tahap pertama meliputi apel gelar TKT, latihan bersama terpadu, sosialisasi door to door, pengecekan kesiapan kelengkapan RPK sesuai MoU, siaga pemadaman darat dan udara, kendali operasi pemadaman darat dan udara, operasi penegakan hukum, peran serta kementrian/lembaga terkait dan penjegahan karhutla.
Sedangkan tahap kedua meliputi penyiagaan berlapis water boombing BPRD maupun perusahaan, penegakan dan penindakan sanksi hokum dan peran serta kementrian/lembaga terkait dalam penanganan karhutla.
Sementara pada tahap pemulihan sambung Arjun Taufik dilakukan dengan cara mengubah lahan terbakar menjadi lahan produktif untuk kesejahteraan rakyat (perlu kerjasama kementrian/lembaga terkait) dan menindaklanjuti program TRG.
Pemateri berikutnya Dono Pratondo menjelaskan mengenai teknis pemadaman karhutla. Hal ini perlu kerjasama antara pihak terkait dengan berbagai macam alat yang digunakan seperti gepyok (untuk menjangkau api), garu, APD untuk memadamkan api (masker, baju pelindung api dan helm), alat semprot air (selang air). Apabila terjadi kebakaran dapat menghubungi posko Dinas Kebakaran di nomor 321113 .
Sementara M. Ali dengan materi mengenai target operasi dan pelaksanaan pelatihan, saat terjadi karhutla harus mendatangi TKP (titik api) secapatnya. âGunakan peralatan sesuai standar, pencarian sumber air terdekat dan melakukan konsolidasi,â ujarnya. (*)